Anak 10 Tahun ini telah hafal Al Qur'an 30 Juzz, Kitab Al-Fiyah, Kitab Bulughul Marom, dan Kitab Durrotun Nasihin
Bisma semakin populer dikalangan para santri sekarang karena adanya prosesi penyerahan Kitab secara Simbolis oleh K.H. Makruf Amin dalam Puncak Acara Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2017 di GOR Sidoarjo kepada putra dari Bapak Ismail dan Ibu Etik itu. Dia mendapatkan penghargaan langsung dari Ulama' karena diusia 10 tahun sudah mampu menghafal Al-Qur'an 30 juz, Al Fiyah, Bulughul marom, durrotun Nasihin
Nama lengkapnya Roja Muhammad Bisma Rahmatullah, ini lahir di Kota Gresik Jawa Timur (10 april 2007). Tapi sekarang Bisma dan keluarganya tinggal di Gedangan Sidoarjo.
Pada dasarnya tidak ada yg istimewa, sejak didaftarkannya di pondok pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak (PTYQA) Yayasan Arwaniyyah Desa Krandon Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Jawa pada pertengahan Tahun 2013 oleh kedua orang tuanya. Nampak seperti santri pada umumnya, pada saat itu Bisma tengah berusia usia 7 tahun.
Setahun di pesantren Bisma berhasil menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz pada 12 Februari 2015 dan menjadi perserta wisudawan termuda.
Setahun kemudian tepatnya Bisma berumur 9 tahun dia berhasil menghafalkan Alfiyah Ibnu Malik dan kitab hadits Bhulugul Maraam. Setahun kemudian Bisma kecil kembali menghafalkan kitab klasik Dzurratun Nashihin.
Kini Bisma sudah dikenal sebagai ulama muda, tepat pada 22 Oktober 2017 pada perayaan puncak Hari Santri Nasional di GOR Delta Sidoarjo, Bisma mendapatkan hadiah dari pencapainya tersebut. Nama Bisma disebut sebagai santri produktif yang diberi kenang- kenangan secara langsung oleh Cucu Syeikh Nawawi Jawi al Banteni KH. Makruf Amin sebuah kitab Tafsir Al-Munir maha karya syeikh Nawawi al Banteni. Tepuk tangan dan rasa kagum para ulama kepada Bisma sampai mencucurkan air mata. “Saya berharap anak ini juga mampu untuk menghafal al Munir ini, bila dia sanggup maka insya allah dia akan menjadi ulama hebat, karena belum ada di Indonesia yang seperti anak ini (Bisma)”. Seru KH. Makruf Amin pada sambutan pembagian cindra mata.
Bisma adalah anak pertama dari dua bersaudara adiknya bernama Alimudin Sa’idullah. Keduanya lahir dari pasangan Bapak Isma’il dan Ibu Etik. Kedua orang tuanya bukanlah dari background hafidz atau hafidzah akan tetapi keinginan untuk mempunyai putra putri penghafal al Qur’an adalah impian keduanya.
Menurut ust. Yusrul Muna Kegiatan luar Bisma sama dengan santri pada umumnya yaitu berziarah ke makam KH.Arwani Amin (Pendiri Ponpes Arwaniyyah) dan Sunan Ja’far Shodiq (Sunan Kudus). Bisma juga termasuk 12 siswa yang dia bimbing.
Kader ulama telah hadir dengan nama Bisma, selain mengharumkan nama Sidoarjo dan Jawa Timur akan, tetapi bisma juga mengharumkan nama Santri. Ini adalah bukti nyata bahwa keberadaan pesantren mampu menjadikan perubahan bangsa yang lebih baik.
Sumber: https://youtu.be/5-2hK6oqWng
Nama lengkapnya Roja Muhammad Bisma Rahmatullah, ini lahir di Kota Gresik Jawa Timur (10 april 2007). Tapi sekarang Bisma dan keluarganya tinggal di Gedangan Sidoarjo.
Pada dasarnya tidak ada yg istimewa, sejak didaftarkannya di pondok pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak (PTYQA) Yayasan Arwaniyyah Desa Krandon Kecamatan Kota Kabupaten Kudus Jawa pada pertengahan Tahun 2013 oleh kedua orang tuanya. Nampak seperti santri pada umumnya, pada saat itu Bisma tengah berusia usia 7 tahun.
Setahun di pesantren Bisma berhasil menghafalkan Al-Qur’an 30 Juz pada 12 Februari 2015 dan menjadi perserta wisudawan termuda.
Setahun kemudian tepatnya Bisma berumur 9 tahun dia berhasil menghafalkan Alfiyah Ibnu Malik dan kitab hadits Bhulugul Maraam. Setahun kemudian Bisma kecil kembali menghafalkan kitab klasik Dzurratun Nashihin.
Kini Bisma sudah dikenal sebagai ulama muda, tepat pada 22 Oktober 2017 pada perayaan puncak Hari Santri Nasional di GOR Delta Sidoarjo, Bisma mendapatkan hadiah dari pencapainya tersebut. Nama Bisma disebut sebagai santri produktif yang diberi kenang- kenangan secara langsung oleh Cucu Syeikh Nawawi Jawi al Banteni KH. Makruf Amin sebuah kitab Tafsir Al-Munir maha karya syeikh Nawawi al Banteni. Tepuk tangan dan rasa kagum para ulama kepada Bisma sampai mencucurkan air mata. “Saya berharap anak ini juga mampu untuk menghafal al Munir ini, bila dia sanggup maka insya allah dia akan menjadi ulama hebat, karena belum ada di Indonesia yang seperti anak ini (Bisma)”. Seru KH. Makruf Amin pada sambutan pembagian cindra mata.
Bisma adalah anak pertama dari dua bersaudara adiknya bernama Alimudin Sa’idullah. Keduanya lahir dari pasangan Bapak Isma’il dan Ibu Etik. Kedua orang tuanya bukanlah dari background hafidz atau hafidzah akan tetapi keinginan untuk mempunyai putra putri penghafal al Qur’an adalah impian keduanya.
Menurut ust. Yusrul Muna Kegiatan luar Bisma sama dengan santri pada umumnya yaitu berziarah ke makam KH.Arwani Amin (Pendiri Ponpes Arwaniyyah) dan Sunan Ja’far Shodiq (Sunan Kudus). Bisma juga termasuk 12 siswa yang dia bimbing.
Kader ulama telah hadir dengan nama Bisma, selain mengharumkan nama Sidoarjo dan Jawa Timur akan, tetapi bisma juga mengharumkan nama Santri. Ini adalah bukti nyata bahwa keberadaan pesantren mampu menjadikan perubahan bangsa yang lebih baik.
Sumber: https://youtu.be/5-2hK6oqWng
Comments